zsnr95ICNj2jnPcreqY9KBInEVewSAnK0XjnluSi

Tentang Mengulas Film

Gue adalah orang yang selalu haus akan cerita. Saking hausnya, beli es doger dulu. Ngga, becanda. Jadi, beberapa belakangan ini gue lagi rajin-rajinnya mengulas film di semua sosial media gue. Di Twitter, Instagram, Fanpage, sampai Line. Sebelum mengulas film, tentu gue menonton. Yah, sistemnya memang seperti itu.

Sebelum gue rajin mengulas film, gue memang punya jadwal nonton satu film satu hari. Lalu, setelah menonton, gue biasanya gatel pengen ngobrol tentang film. Biasanya, gue akan ngobrol tentang film sama teman jarak jauh gue, Jericho Siahaya. Karena dia lagi magang, dan sepertinya sibuk, dilihat dari jarangnya update status, gue tidak mau menganggu dia dulu.

Setelah gue liat-liat lagi, eh gue punya blog. Kenapa ngga nulis atau ngulas disini aja. Gue pengen banget, pernah sempat juga beberapa film yang gue suka gue ulas. Namun, karena banyak netizen, ceileh, bilang kalau genre personal sudah lari jadi movie blogger, gue jadi bimbang. Yang gue lihat, beberapa teman blogger personal juga mereview film di blog-nya, fine-fine aja. Karena merasakan sebuah kebenaran, gue berhenti mengulas film di blog, lebih tepatnya tidak selalu.

Sampai gue sadari, gue punya platform lain. Eh, ada Twitter, eh ada Instagram, eh ada Fanpage, jadilah gue bereksperimen.

Gue cari-cari tahu akan media sosial yang sering nge-review film di Twitter. Gue nemu beberapa, nyomot formulanya, dan mulai mencoba. Untuk Twitter yang terbatas, gue membaginya menjadi beberapa twit, biasanya 3 sampai 6 twit beserta foto posternya. Dan untuk Fanpage dan Line, gue tinggal copas keseluruhan, dan taroh poster. Untuk Instagram, gue pergi ke Line, tekan foto, geser deskripsi keatas, lalu screenshot dan upload di snapgram. Semua sosial media bekerja dengan semestinya.

Mungkin, beberapa orang menanyakan, review film aja semua akun. Gue percaya, teman-teman gue antar sosial media itu berbeda-beda. Mungkin ada yang sama, beberapa. Untuk Instagram dan Line, itu kebanyakan teman-teman sekolah gue. Untuk Twitter dan Fanpage itu agak luas, teman komunitas blog, teman-teman yang jaraknya jauh, dan cuma kenalan lewat foto dari ava masing-masing.

Gue sempat bikin hastag untuk review yang gue buat, dan menghilangkannya di hari berikutnya. Gue merasa terbebani jika harus mereview film dengan hastag yang gue buat, yang tujuannya mereview film satu tahun berturut-turut. Untuk ini sendiri, gue ngga mau bohong, kebanyakan film yang gue review memang lebih banyak yang gue suka. Mesti di beberapa bagian mungkin tidak, tapi dalam mereview, gue mencoba jujur-sejujurnya dari sudut pandang penikmat.

Beberapa hari mereview, gue takut di bilang sok ngerti, sok jago, sok kritikus. Padahal, gue cuma ingin berbagi. Gue lihat ada celah untuk berbagi, yah gue coba. Gue nonton film, dan film itu pribadi gue suka. Gue berbagi pengalaman menonton. Apa-apa saja yang gue rasakan, filmnya bercerita tentang apa, sutradaranya siapa, pemainnya siapa, bahkan gue beri bintang untuk bahan pertimbangan.

Karena biasanya stuck, bingung mau nonton apa. Gue mencari ide dari beberapa bulan yang lalu, dan baru tercetus. Gue akhirnya menulis daftar nama-nama film, lalu gue masukin ke toples sosis sonice, kenapa sonice, biar berasa atlit.

Abaikan.

Gue buat lubang di penutup toplesnya, dan jadilah arisan film. Jadi, gue akan nonton film berdasarkan nama film yang jatuh.
Penampakannya seperti ini.
Lubangnya seperti ini, di sponsori oleh tangan saya sendiri.
Beberapa film yang sudah gue review baru-baru ini, seperti Camp Rock, Insomnia, Eternal Sunshine of the Spotless Mind, dan beberapa film lainnya.

Dan, tibalah saatnya, film lokal pertama yang gue review di semua sosial media. Pengabdi Setan karya Joko Anwar, reboot dari film klasik berjudul sama. Filmnya sangat rekomen untuk di tonton. Salah satu horor lokal terbaik tahun ini, menurut gue. Takut di marahin penggemar horor film sebelah.

Yang mau baca-baca review film dari gue pribadi, termasuk film Pengabdi Setan. Boleh intip di sosial media gue, dengan username rahulsyarif. Tapi jangan berharap lebih. Cuma ulasan dari seorang penonton yang ingin berbagi.

Dari perjalanan menonton film, sampai mengulas film, itulah pengalaman-pengalaman yang sudah gue lewati. Sejauh ini, gue masih senang review film, dan masih rutin setiap hari. Entah beberapa hari belakang. Karena dengan cara ini, gue bisa berbagi, setidaknya kesenangan yang gue rasakan.

Related Posts

Post a Comment